Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa
Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa

Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa

Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa
Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa

Amerika Di Tinggal, Rusia Mau Bangun Stasiun Luar Angkasa Melalui Kepala Badan Antariksa Roscosmos, Yuri Borisov Telah Menandatangani. Maka Amerika serikat, melalui NASA telah mengumumkan rencana untuk meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2030. Dalam langkah ini merupakan bagian dari transisi menuju eksplorasi luar angkasa yang lebih dalam termasuk misi ke Bulan dan Mars. Bahkan ISS yang telah beroperasi sejak tahun 1998, menjadi simbol kolaborasi internasional dalam penelitian luar angkasa. Sehingga menjadi hal terutama antara Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, dan negara-negara Eropa.

Namun dengan berakhirnya partisipasi Amerika di ISS, Rusia telah menyatakan minatnya untuk membangun stasiun luar angkasa baru. Lalu pada tahun 2021, Roscosmos, badan antariksa Rusia mengumumkan rencana untuk meluncurkan stasiun luar angkasa mereka sendiri. Dan Russian Orbital Service Station (ROSS) dengan target peluncuran modul pertama pada pertengahan dekade ini. Kemudian langkah ini mencerminkan tekad Rusia untuk mempertahankan kehadiran signifikan di luar angkasa dan mengurangi ketergantungan pada ISS. Bahkan ada beberapa alasan mengapa Rusia memilih untuk membangun stasiun luar angkasa sendiri. Pertama kerjasama internasional di ISS telah menghadapi tantangan geopolitik terutama dengan memburuknya hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat. Dengan membangun stasiun luar angkasa sendiri memungkinkan Rusia untuk memiliki kendali penuh.

Kemudian stasiun luar angkasa baru ini akan di rancang untuk mendukung misi-misi ilmiah dan komersial yang lebih spesifik termasuk penelitian medis, pengembangan teknologi dan eksplorasi sumber daya di luar angkasa. Lalu rusia berharap ROSS dapat menjadi platform untuk pengembangan teknologi yang akan mendukung misi masa depan ke Bulan dan Mars. Selain itu Rusia melihat peluang untuk memperluas kolaborasi dengan negara-negara lain yang tertarik dalam eksplorasi luar angkasa. Misalnya, Rusia telah menjalin kemitraan dengan China dalam beberapa proyek luar angkasa, termasuk rencana untuk membangun pangkalan di Bulan.

Stasiun Luar Angkasa Amerika Serikat

Kemudian di dalam bagian pada Stasiun Luar Angkasa Amerika Serikat adalah proyek ambisius yang melibatkan kolaborasi antara NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), ESA (Eropa), JAXA (Jepang), dan CSA (Kanada). Maka ISS adalah laboratorium penelitian besar di orbit rendah Bumi yang diluncurkan pertama kali pada tahun 1998. Di stasiun ini di rancang untuk menjadi platform bagi penelitian ilmiah, eksperimen teknologi. Dan hingga pengembangan kemampuan manusia untuk hidup dan bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu yang lama.

Sehingga ISS terdiri dari beberapa modul yang di bangun dan di luncurkan oleh negara-negara mitra. Maka modul pertama, Zarya, di luncurkan oleh Rusia pada tahun 1998 di ikuti oleh modul-modul lainnya seperti Unity (Amerika Serikat), Zvezda (Rusia) dan Destiny (Amerika Serikat). Setiap modul memiliki fungsi spesifik, seperti laboratorium penelitian, tempat tinggal awak, dan kontrol misi. Salah satu tujuan utama ISS adalah untuk melakukan penelitian yang tidak mungkin di lakukan di Bumi. Kemudian eksperimen yang di lakukan di ISS meliputi biologi, fisika, ilmu material juga ilmu kedokteran. Lalu mikrogravitasi di ISS memberikan lingkungan unik untuk mempelajari fenomena yang tidak dapat diamati di Bumi. Kini penelitian di ISS telah membantu dalam pengembangan obat-obatan pemahaman tentang proses penuaan, dan inovasi teknologi.

Selain penelitian ilmiah, ISS juga berfungsi sebagai platform untuk menguji teknologi yang akan di gunakan dalam misi eksplorasi yang lebih dalam, seperti ke Bulan dan Mars. Sebab dengan NASA menggunakan ISS untuk menguji sistem pendukung kehidupan teknologi regeneratif dan teknik perakitan luar angkasa. Maka pengujian ini penting untuk memastikan keberhasilan misi masa depan yang lebih jauh dari Bumi. Namun ISS juga memainkan peran penting dalam pendidikan dan inspirasi.

Russian Orbital Service Station

Oleh karena itu dengan Russian Orbital Service Station (ROSS) adalah proyek stasiun luar angkasa yang di rencanakan oleh Rusia sebagai langkah strategis untuk memperkuat kehadiran mereka di luar angkasa. Kemudian setelah era Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dan inisiatif ini di umumkan oleh Roscosmos badan antariksa Rusia, pada tahun 2021. Dan ROSS di rencanakan untuk mulai di luncurkan pada pertengahan dekade ini. Dengan tujuan untuk menciptakan platform yang lebih mandiri dan inovatif untuk misi ilmiah dan komersial di orbit Bumi.

Bahkan proyek ROSS muncul sebagai respons terhadap beberapa faktor kunci. Dalam hubungan geopolitik yang semakin tegang antara Rusia dan negara-negara Barat telah mempengaruhi kolaborasi internasional di ISS. Dengan membangun stasiun luar angkasa sendiri, Rusia berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada mitra internasional. Dan memastikan kemandirian dalam eksplorasi luar angkasa. Lalu ROSS di rancang untuk menjadi lebih fleksibel dan modular di bandingkan ISS, memungkinkan penyesuaian yang lebih mudah terhadap kebutuhan misi masa depan. Kemudian stasiun ini akan terdiri dari beberapa modul yang dapat di ganti atau ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga sudah termasuk laboratorium penelitian, modul tempat tinggal, dan fasilitas untuk operasi komersial. Ini akan memungkinkan ROSS untuk mendukung berbagai jenis penelitian, seperti biologi, fisika, ilmu material, dan teknologi luar angkasa.

Salah satu fokus utama dari ROSS adalah mendukung misi ilmiah dan komersial. Maka rusia berharap stasiun ini dapat menjadi platform untuk penelitian yang tidak mungkin di lakukan di Bumi, termasuk eksperimen dalam kondisi mikrogravitasi yang dapat memberikan wawasan baru tentang proses biologis dan fisik. Selain itu ROSS di harapkan dapat menarik kemitraan dengan perusahaan swasta yang tertarik pada peluang komersial di luar angkasa, seperti manufaktur material canggih, pengembangan obat, dan pariwisata luar angkasa.

ISS

Sebab di mana dengan adanya sebuah Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah eksplorasi luar angkasa. Dan ISS adalah laboratorium penelitian yang mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 400 kilometer, dengan kecepatan rata-rata 28.000 kilometer per jam. Bahkan proyek ini melibatkan kerja sama internasional yang melibatkan lima badan antariksa utama: NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), ESA (Eropa), JAXA (Jepang), dan CSA (Kanada).

Kemudian ISS mulai di bangun pada tahun 1998 dengan peluncuran modul pertama, Zarya, oleh Rusia. Dan sejak itu, berbagai modul tambahan dari negara-negara mitra telah di luncurkan dan dirakit di orbit membentuk struktur besar yang memiliki panjang sekitar 109 meter. Hingga stasiun ini di lengkapi dengan laboratorium penelitian tempat tinggal untuk kru dan berbagai fasilitas untuk eksperimen ilmiah dan teknologi.

Dalam salah satu tujuan utama ISS adalah melakukan penelitian yang tidak mungkin di lakukan di Bumi. Sehingga kondisi mikrogravitasi di ISS memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari fenomena yang tidak dapat di amati di lingkungan gravitasi normal. Penelitian di ISS mencakup berbagai bidang, seperti biologi, fisika, ilmu material, dan kedokteran. Di dalam penelitian tentang pertumbuhan kristal protein di ISS telah membantu dalam pengembangan obat-obatan baru, sementara eksperimen dalam mikrogravitasi memberikan wawasan tentang bagaimana tubuh manusia beradaptasi dengan kondisi luar angkasa Amerika.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait