Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung
Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung

Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung

Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung
Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung

Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung Yang Telah Berdiri Sejak Tahun 1817 Dengan Berbagai Cerita Menariknya. Halo semuanya, para penjelajah sejarah dan pecinta wisata religi! Tentu Belitung tidak hanya memesona dengan keindahan pantainya. Akan tetapi juga menyimpan kekayaan sejarah yang mendalam. Di antara hamparan pasir putih dan bebatuan granit. Dan berdiri tegak sebuah saksi bisu perjalanan waktu yang telah berusia lebih dari dua abad: Sejarah Masjid Sijuk. Ia ini bukan sekadar tempat ibadah biasa. Namun melainkan sebuah artefak hidup yang menceritakan kembali jejak peradaban Islam di Pulau Belitung. Serta berdiri kokoh sejak tahun 1817, tempat ini menjadi surau tertua di sana. Terlebihnya dengan arsitektur kuno yang masih mempertahankan keasliannya. Setiap sudut bangunan, setiap ukiran kayu. Mari kita selami lebih dalam kisah di balik kemegahannya.

Mengenai ulasan tentang Sejarah Masjid Sijuk, surau tertua di Belitung telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Masjid Tertua Di Belitung (1817)

Ia di kenal sebagai masjid tertua di Pulau Belitung. Berdiri sejak tahun 1817 dan menjadi bukti sejarah masuk. Serta berkembangnya Islam di daerah tersebut. Keberadaannya bukan hanya sekadar tempat ibadah. Akan tetapi juga simbol awal peradaban Islam yang mewarnai kehidupan sosial, budaya. Kemudian juga dengan spiritual masyarakat Belitung. Terlebih keunikan masjid ini terlihat dari arsitekturnya yang sederhana namun sarat nilai tradisional. Kemudian bangunan utamanya terbuat dari kayu. Tentunya dengan atap berbentuk limas bertingkat khas masjid-masjid kuno Nusantara. Tidak ada kubah besar seperti masjid modern. Akan tetapi justru kesederhanaan ini yang memperlihatkan kekuatan nilai budaya dan religi masa lampau. Sejak awal berdirinya, ia berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat. Selain salat berjamaah, di sini juga berlangsung pengajian, musyawarah. Terlebih hingga penyebaran dakwah Islam ke berbagai pelosok Belitung. Dan juga letaknya di Kecamatan Sijuk.

Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung Yang Menarik Perhatian

Kemudian juga masih membahas Sejarah Masjid Sijuk, Surau Tertua Di Belitung Yang Menarik Perhatian. Dan fakta menarik lainnya adalah:

Di Dirikan Oleh Penyebar Islam Lokal

Ia yang berdiri sejak tahun 1817 memiliki kisah menarik karena keberadaannya lahir dari semangat para penyebar Islam lokal di Belitung. Pada masa itu, ia menjadi salah satu kawasan penting yang pertama kali tersentuh oleh ajaran Islam. Para ulama dan tokoh masyarakat lokal yang berperan. Tentunya sebagai penyebar agama menjadikan masjid ini sebagai titik awal dakwah. Mereka tidak hanya memperkenalkan ajaran Islam melalui ceramah. Akan tetapi juga melalui pendekatan sosial, budaya, dan ekonomi. Sehingga Islam di terima dengan lapang oleh masyarakat. Keputusan mendirikannnya muncul dari kebutuhan masyarakat yang semakin banyak memeluk Islam. Sebelumnya, surau-surau kecil sudah di gunakan untuk tempat salat dan belajar agama, namun dirasa belum cukup. Terlebihnya untuk menampung jamaah serta kegiatan dakwah yang semakin meluas. Atas dasar itu, para penyebar Islam lokal bersama masyarakat bergotong-royong membangunnya.

Hal ini menunjukkan adanya semangat kemandirian dan kesatuan umat. Terlebihnya dalam memperkuat peradaban Islam di Belitung. Dalam proses pembangunannya, material yang digunakan berasal dari lingkungan sekitar. Kayu ulin dan kayu keras khas Belitung di pilih. Karena kekuatannya, sementara bentuk bangunan tetap mengikuti gaya tradisional Melayu yang berpadu. Serta dengan nilai-nilai arsitektur Islam Nusantara. Atap masjid berbentuk limas bertingkat, sederhana namun penuh makna. Kemudian menegaskan identitas Islam yang berkembang sesuai dengan akar budaya setempat. Semua ini menjadi bukti bahwa masjid tersebut bukan sekadar bangunan fisik. Namun melainkan simbol kebersamaan dan kreativitas masyarakat dalam menjaga ajaran agama. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, sejak awal juga menjadi pusat pendidikan agama. Anak-anak belajar membaca Al-Qur’an, remaja memperdalam fikih. Dan juga orang dewasa yang telah mempelajari ilmu syariah serta dengan tasawuf di dalamnya.

Mengintip Histori Di Masjid Sijuk, Permata Tua Belitung

Selain itu, masih Mengintip Histori Di Masjid Sijuk, Permata Tua Belitung. Dan fakta menarik lainnya adalah:

Arsitektur Tradisional Yang Masih Di Pertahankan

Ia tidak hanya menyimpan nilai sejarah dalam perjalanan dakwah Islam. Akan tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana arsitektur tradisional tetap terjaga hingga kini. Bangunan masjid ini merefleksikan gaya arsitektur khas Melayu. Dan Nusantara yang sederhana namun penuh makna. Di bangun dengan material utama berupa kayu ulin dan kayu keras khas Belitung. Dan masjid ini mampu bertahan lebih dari dua abad meski berhadapan dengan iklim tropis, hujan, dan kelembapan tinggi. Ciri khas paling menonjol dari arsitekturnya adalah bentuk atapnya yang limas bertingkat. Atap ini merupakan simbol dari arsitektur masjid kuno di Indonesia. Karena yang banyak di jumpai di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Bentuk atap bertingkat tidak hanya berfungsi estetis. Namun juga melambangkan tingkatan spiritualitas dalam Islam. Tentunya dari syariat hingga hakikat.

Tanpa kehadiran kubah besar yang lazim di temukan pada masjid modern. Namun ia justru menampilkan keaslian gaya bangunan masjid tradisional Nusantara. Selain itu, bagian tiang dan dinding masjid masih menggunakan kayu alami yang dipahat sederhana tanpa ukiran berlebihan. Kesederhanaan inilah yang menjadi kekuatan, sebab mencerminkan nilai kerendahan hati. Dan juga keikhlasan yang di junjung tinggi oleh masyarakat Muslim setempat pada masa itu. Lantai masjid pun dulunya berbahan papan kayu. Serta memperlihatkan betapa masjid di bangun. Terlebihnya dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar secara cerdas dan berkelanjutan. Unsur lain yang masih di pertahankan adalah serambi atau beranda di bagian depan masjid. Serambi ini berfungsi sebagai ruang transisi antara luar dan dalam masjid. Serta menjadi tempat berkumpul atau menunggu sebelum salat di mulai. Pola ruang seperti ini memperlihatkan kearifan lokal yang memadukan fungsi sosial dengan fungsi ibadah. Tentunya sebuah ciri yang melekat.

Mengintip Histori Di Masjid Sijuk, Permata Tua Belitung Yang Memukau

Selanjutnya juga masih Mengintip Histori Di Masjid Sijuk, Permata Tua Belitung Yang Memukau. Dan fakta menarik lainnya adalah:

Pernah Menjadi Pusat Pemerintahan Dan Dakwah

Ia tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Namun juga pernah menjadi pusat pemerintahan dan dakwah di Belitung. Pada masa awal berdirinya, masjid ini berada di jantung kehidupan masyarakat Sijuk. Tentunya salah satu kawasan tertua di Belitung yang kala itu menjadi pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan politik. Keberadaan masjid ini menjadikan Sijuk sebagai pusat peradaban Islam. Serta sekaligus tempat masyarakat bernaung dalam urusan spiritual maupun duniawi. Sebagai pusat pemerintahan, masjid di gunakan untuk musyawarah antara tokoh adat, pemimpin lokal, dan ulama. Keputusan-keputusan penting terkait tata kehidupan masyarakat, penyelesaian sengketa. Kemudian hingga pengaturan hasil bumi sering di bicarakan di dalam masjid. Fungsinya serupa balai desa atau balai rakyat. Namun bernuansa religius karena setiap keputusan yang di ambil di dasarkan pada nilai-nilai Islam.

Hal ini mencerminkan betapa masjid bukan hanya bangunan spiritual. Serta melainkan juga pusat kendali kehidupan masyarakat. Dalam perannya sebagai pusat dakwah, Masjid Sijuk menjadi titik awal penyebaran Islam ke seluruh penjuru Belitung. Para ulama dan guru agama menjadikan masjid ini sebagai tempat mengajarkan dasar-dasar Islam. Mulai dari membaca Al-Qur’an, memahami fikih, hingga memperkenalkan nilai moral Islami kepada masyarakat luas. Dari sinilah lahir generasi awal Muslim Belitung. Dan yang kemudian membawa ajaran Islam ke daerah-daerah lain di pulau tersebut. Tidak hanya itu, masjid juga di gunakan untuk kegiatan sosial yang mempererat hubungan masyarakat. Acara keagamaan seperti perayaan Maulid Nabi, pengajian. Serta kenduri sering dilaksanakan di sini. Kemudian sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat rasa kebersamaan.

Jadi itu dia sedikit cerita surau tertua di Belitung dari Sejarah Masjid Sijuk.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait