Hot
KAI Gandeng Investor Qatar Untuk Proyek Perumahan
KAI Gandeng Investor Qatar Untuk Proyek Perumahan

KAI Gandeng Investor Qatar Untuk Proyek Perumahan Dengan Target 3 Juta Rumah Dalam Usungan Terbaru Mereka. Halo! Tentu aabar baik datang dari sektor properti Indonesia! PT Kereta Api Indonesia (Persero). Terlebih yang selama ini kita kenal sebagai tulang punggung transportasi publik. Namun kini melangkah ke ranah baru yang ambisius: proyek perumahan. Namun, ini bukan proyek biasa. Mereka sedang menjajaki kerja sama strategis dengan pemodal raksasa dari Qatar. Kolaborasi ini di gadang-gadang sebagai salah satu solusi inovatif. Tentunya untuk mengatasi tantangan ketersediaan hunian layak di Indonesia. Dengan pengalaman dan kekuatan finansial dari KAI Gandeng Investor Qatar. Serta program ini berpotensi besar untuk mempercepat pembangunan dan menyediakan jutaan rumah bagi masyarakat. Ini adalah langkah besar yang menunjukkan bahwa BUMN kita tidak hanya fokus pada core bisnisnya. Akan tetapi juga jeli melihat peluang untuk berkontribusi lebih luas. Mari kita simak lebih lanjut detail dari kerja sama menarik ini.
Mengenai ulasan tentang KAI Gandeng Investor Qatar untuk proyek perumahan telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.
Pihak Yang Terlibat
Tentu program ini melibatkan banyak pihak dengan peran yang saling terkait. Dari sisi pemerintah, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) memegang peran utama. Terlebihnya sebagai fasilitator kebijakan sekaligus penjamin bahwa proyek ini sejalan. Dan dengan target nasional pembangunan 3 juta rumah. Presiden dan Satgas Perumahan juga di libatkan untuk mempercepat koordinasi lintas kementerian. serta memastikan arah kebijakan tetap sesuai visi pemerintah. Mereka sendiri hadir sebagai pemilik aset lahan yang akan di optimalkan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD). Dan juga lokasi awal yang di prioritaskan adalah Kampung Bandan, Jakarta Utara. Tentunya di mana rencananya akan di bangun sekitar 50 ribu unit hunian vertikal. Bagi mereka, keterlibatan ini bukan hanya mendukung program pemerintah. Akan tetapi juga menjadi cara untuk meningkatkan nilai ekonomi aset tanah yang sebelumnya belum di manfaatkan maksimal.
KAI Gandeng Investor Qatar Untuk Proyek 3 Juta Perumahan
Kemudian juga masih membahas KAI Gandeng Investor Qatar Untuk Proyek 3 Juta Perumahan. Dan fakta lainnya adalah:
Skala Proyek Dan Target Awal
Tentu skala proyek ini tergolong sangat besar dan ambisius. Karena menyentuh langsung target prioritas nasional di bidang perumahan. Dalam tahap awal, nota kesepahaman yang di tandatangani mencakup komitmen pembangunan 1 juta unit hunian vertikal. Kemudian yang di peruntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Jumlah ini menjadi bagian dari program nasional 3 juta rumah yang di gagas pemerintah. Tentunya dengan porsi signifikan di harapkan bisa di penuhi melalui kerja sama internasional tersebut. Sebagai langkah pertama, lahan milik KAI di kawasan Kampung Bandan, Jakarta Utara. Serta yang di tetapkan sebagai lokasi awal pembangunan. Di lahan strategis ini, di rencanakan pembangunan sekitar 50 ribu unit hunian berbasis konsep Transit Oriented Development (TOD). Hunian vertikal ini bukan hanya sekadar apartemen sederhana. Akan tetapi juga di proyeksikan menjadi kawasan terpadu dengan fasilitas pendidikan, ruang terbuka hijau, pusat komunal.
Dan juga dengan akses langsung ke jaringan transportasi publik. Selain Kampung Bandan, pemerintah juga menyiapkan opsi lahan strategis lainnya untuk pengembangan tahap selanjutnya. Kemudian juga termasuk aset BUMN maupun lahan negara yang tidak sedang bermasalah hukum. Hal ini bertujuan untuk memperluas penyebaran proyek agar tidak hanya terkonsentrasi di Jakarta. Akan tetapi juga dapat menyasar wilayah lain yang membutuhkan perumahan skala besar. Dalam skala investasi, komitmen yang di bawa investor Qatar disebut bernilai miliaran dolar AS. Sumber pendanaan ini memungkinkan proyek di jalankan dalam beberapa fase. Terlebihnya di mana fase pertama di fokuskan pada 1 juta unit, dan ke depan ada potensi penambahan jumlah hingga 3–5 juta unit. Dan sesuai dinamika kebutuhan dan kesepakatan lanjutan. Target utama dari skala proyek besar ini adalah memberikan akses hunian layak bagi kelompok MBR. Dan menekan backlog perumahan.
Kolaborasi Global: KAI-Qatar Untuk Proyek Perumahan Nasional
Selain itu, masih membahas fakta menarik dari Kolaborasi Global: KAI-Qatar Untuk Proyek Perumahan Nasional. Dan realitas menarik lainnya adalah:
Jenis Hunian Dan Fasilitas Penunjang
Tentu kedua aspek ini di fokuskan pada hunian vertikal atau apartemen berbasis Transit Oriented Development (TOD). Hunian model ini di pilih karena mampu menampung jumlah unit yang besar di lahan terbatas. Tentunya terutama di perkotaan padat seperti Jakarta. TOD sendiri menekankan integrasi hunian dengan transportasi publik. Sehingga penghuni dapat dengan mudah mengakses stasiun kereta, halte bus. Ataupun juga dnegan moda transportasi lain yang berada di kawasan tersebut. Unit hunian akan di desain agar ramah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Artinya, meski berbentuk apartemen bertingkat. Kemudian juga dnegan konsepnya sederhana, efisien, dan terjangkau. Hunian vertikal ini juga di rencanakan menjadi “smart living” atau hunian pintar. Terlebihnya dengan dukungan teknologi digital seperti koneksi internet. Serta sistem keamanan berbasis sensor/kamera, hingga pengelolaan utilitas secara digital. Hal ini sejalan dengan kerja sama tambahan bersama penyedia layanan telekomunikasi.
Tentunya yang menyiapkan infrastruktur digital dalam kompleks perumahan. Selain unit hunian, proyek ini di rancang sebagai kawasan terpadu dengan berbagai fasilitas penunjang. Di dalamnya akan ada sekolah. Dan juga taman bermain anak, pusat komunal atau balai warga, ruang terbuka hijau. Serta hingga pusat perbelanjaan kecil untuk memenuhi kebutuhan harian. Fasilitas ini bertujuan menciptakan lingkungan hunian yang bukan hanya menyediakan tempat tinggal. Akan tetapi juga mendukung kualitas hidup penghuni secara menyeluruh. Pemerintah dan mereka menekankan bahwa hunian yang di bangun bukan sekadar tumpukan unit vertikal. Namun melainkan lingkungan perumahan yang layak huni, sehat, dan berkelanjutan. Karena itulah, keberadaan fasilitas pendukung seperti jalan lingkungan, drainase yang baik. Dan juga akses transportasi yang terintegrasi, serta area hijau di anggap mutlak. Konsepnya ini di harapkan menjadi model baru pembangunan rumah.
Kolaborasi Global Dan Penuh Bangga: KAI-Qatar Untuk Proyek Perumahan Nasional
Selanjutnya juga masih membahas Kolaborasi Global Dan Penuh Bangga: KAI-Qatar Untuk Proyek Perumahan Nasional. Dan fakta menarik lainnya adalah:
Lahan Yang Di Gunakan
Dalam kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan investor Qatar untuk mendukung Program 3 Juta Rumah, isu lahan menjadi salah satu faktor kunci. Karena menyangkut keberlangsungan pembangunan hunian dalam skala sangat besar. Tahap awal proyek di fokuskan pada pemanfaatan lahan milik KAI di kawasan Kampung Bandan, Jakarta Utara. Kawasan ini selama bertahun-tahun di kenal sebagai permukiman padat yang tumbuh di atas aset KAI. Namun statusnya masih bermasalah karena merupakan lahan milik BUMN. Pemerintah bersama KAI melihat lokasi tersebut sebagai titik strategis. Tentunya untuk percontohan pembangunan hunian vertikal berbasis Transit Oriented Development (TOD). Serta dengan target sekitar 50 ribu unit apartemen. Kedekatan Kampung Bandan dengan pusat transportasi (Stasiun Kampung Bandan dan akses ke moda transportasi lain). Maka yang menjadi alasan kuat pemilihannya.
Selain Kampung Bandan, pemerintah juga menyiapkan opsi lahan lain milik negara maupun BUMN yang tidak sedang terikat masalah hukum. Aset eks-BLBI di kawasan Karawaci dan lahan-lahan strategis lain di sekitar kota besar disebut. Terlebihnya sebagai kandidat lokasi berikutnya. Prinsip yang di tegaskan pemerintah adalah pemanfaatan lahan tidur atau aset negara yang belum optimal. Agar bisa menghasilkan nilai ekonomi sekaligus menjawab kebutuhan perumahan rakyat. Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan ikut terlibat dalam proses pemetaan aset. Hal ini karena lahan BUMN. Dan tidak bisa begitu saja di alihfungsikan tanpa melalui mekanisme penilaian dan izin resmi. Skema yang di pilih lebih condong ke kerja sama pemanfaatan aset (KSO). Ataupun skema public-private partnership (PPP) sehingga KAI tetap memiliki hak atas tanah. Sementara investor menyediakan modal pembangunan.
Jadi itu dia beberapa fakta mengenai proyek perumahan dengan Qatar dari KAI Gandeng Investor.